TANDA GANGGUAN MENTAL ANAK DAN REMAJA

Anak-anak akan melewati beberapa tahap perkembangan yang ikut memengaruhi perilaku mereka. Tak jarang perubahan perilaku yang dialami anak dianggap sebagai sebuah fase yang akan berlalu dengan sendirinya.  Padahal, beberapa perubahan perilaku itu bisa menjadi gejala dari adanya gangguan mental yang dialami anak. Para peneliti dari Harvard Medical School menemukan bahwa separuh dari kasus gangguan mental dimulai dari usia sangat muda, 8 tahun dan tigaperempatnya terjadi sejak usia 24 tahun.  Karena kemunculannya yang sangat dini itu, maka terapi dan penanganannya harus dilakukan sejak awal pula. Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika (CDC) menemukan bahwa satu dari lima anak di Amerika mengalami gangguan mental. Gangguan pemusatan perhatian (ADHD), anak pemberontak (oppositional defiant disorder/OOD), spektrum autisme, gangguan mood dan kecemasan, depresi, adalah jenis gangguan mental yang paling banyak ditemui.
Orangtua berperan besar dalam mengurangi keparahan gangguan tersebut dengan cara memberi perhatian pada perubahan perilaku anak. Orangtua juga bisa menggunakan intuisi mereka jika merasa "ada sesuatu yang salah" dengan anak mereka. Berikut adalah tanda yang perlu diwaspadai dari anak-anak dan remaja Anda.
  1. Perubahan mood yang berlangsung lama. Perubahan mood yang berlangsung lebih dari dua minggu adalah indikator kuat adanya gangguan mental pada anak. Perubahan mood ini bisa bervariasi mulai dari hiperaktif sampai terlalu melankolis tanpa alasan yang kuat. Menurut The National Institute of Mental Health, perilaku "sangat gembira" atau mania dan perasaan "down" atau depresi bisa menjadi tanda adanya gejala gangguan bipolar. Tetapi, perilaku hiperaktif pada anak yang tidak diikuti dengan gejala lesu setelahnya adalah karateristik normal pada anak.
  2. Cemas dan takut berlebihan. Takut dan khawatir adalah hal yang wajar dialami anak usia dini. Normal saja mereka merasa takut pada gelap, membayangkan sosok monster atau takut berpisah dengan orangtua. Untuk anak usia sekolah, cemas sebelum tampil di sekolah atau takut tak diterima teman-temannya, adalah respon yang sehat. Namun, berhati-hatilah jika rasa takut yang dialami anak sudah berlebihan sehingga mengganggu aktivitas mereka. Mungkin sudah saatnya Anda melakukan intervensi.
  3. Perubahan perilaku ekstrem. Mulai membangkang juga adalah fase yang akan dilalui dalam tahap perkembangan emosional anak untuk menuju kemandiriannya. Tetapi ada perilaku pembangkangan yang sangat ekstrem yang disebut dengan OOD. Biasanya gangguan ini dimulai saat anak berusia 8 tahun atau sebelum masuk usia remaja. Salah satu contoh perilaku tersebut adalah membeli beberapa games tanpa ada minat untuk memainkannya. Gangguan mental yang erat kaitannya dengan perubahan perilaku adalah ADHD, kecemasan, depresi, atau gangguan bipolar.
4. Perubahan fisik, berat badan naik atau turun drastic. Diperkirakan 80 persen orang yang mengalami gangguan mental mengalami obesitas atau kegemukan. Perubahan fisik yang mendadak yang tidak terkait dengan pubertas bisa menjadi indikator anak menderita gangguan. Demikian pula halnya jika anak tampak tidak nafsu makan, bisa menjadi gejala depresi. Perubahan fisik yang disebabkan oleh penggunaan alkohol atau obat terlarang juga merupakan gejala depresi pada anak.Para pakar menyebutkan, risiko anak menderita depresi lebih besar jika salah satu atau kedua orangtua juga menderita depresi.

5. Kurang konsentrasi. Anak yang sangat sulit berkonsentrasi juga perlu dicurigai mengalami gangguan mental. Tapi orangtua juga perlu membedakan anak yang memang ingin menonton TV ketimbang mengerjakan PR, dengan anak yang tidak mampu fokus pada acara favoritnya di TV. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas sederhana adalah gejala dari ADHD atau depresi. Kurang fokus juga bisa disebabkan karena pikiran mereka terpusat pada rasa malu, bersalah, atau kematian. Kurang konsentrasi pada anak akan tampak nyata pengaruhnya pada nilai akademik atau pergaulannya.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Meningkatkan Jiwa Kompetitif

ANAK MANDIRI SEJAK DINI

Meningkatkan Motivasi Belajar