Al-Quran mengatakan (Ar-Rahman:
1-4), Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan
manusia, yang pandai berbicara. Dalam proses tumbuh kembang anak, mereka
menerima pesan dari orang-orang disekitarnya, yang membantunya mengenali siapa
dirinya dan harus menjadi apa mereka. Ikatan orangtua dengan anak adalah
pengaruh pertama dan utama dalam proses pembentukan diri anak. Sayangmya, bagai
utasan tali yang tidak dijaga, utasan itu akan terurai seiring waktu. Cerminan
ini seperti ikatan orangtua dengan anak yang kian memudar seiring bertambahnya
usia anak. Mengapa demikian? Karena tidak berbicara, baik berbicara dari hati
ke hati maupun berbicara dari pikiran ke pikiran. Tuhan telah menakdirkan
manusia mampu berbicara. Pada kenyataan, berbicara tidaklah mudah. Banyak
orangtua kesulitan berbicara dengan anak. Apakah indahnya ikatan keluarga hanya
akan terlihat dari foto keluarga seperti disamping? Tidakkah lebih indah jika
keindahan ikatan keluarga terasa disetiap hari yang dilewati?
Prof. DR. Deddy Maulana, M.A., Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjajaran Bandung menyatakan bahwa persepsi adalah inti komunikasi
yang selanjutnya akan masuk tahap penafsiran. Tahap terpenting dalam persepsi
adalah interpretasi atas informasi yang diperoleh. Dari kutipan diatas, dapat
dipahami bahwa interpretasi (bagaimana menggambarkan sesuatu, persepsi
(gambaran akan sesuatu) dan penafsiran (pemahaman dari persepsi) adalah proses utama
komunikasi. Yang perlu diingat adalah manusia memiliki kemampuan yang terbatas
untuk menginterpretasi sesuatu dari semua sudut pandang. Prof. Deddy juga
menyatakan bahwa kita membutuhkan orang lain untuk mengenal bagaimana konsep
diri kita, bagaimana orang lain mendefinisikan kita adalah cerminan diri kita.
Banyak kesulitan yang dihadapi orang tua ada di tahap interpretasi akan
anak. Keterbatasan kemampuan untuk menginterpretasi anak dikarenakan orang tua
kurang pengetahuan sehingga hanya menilai anak dari satu sudut pandang. Selain
itu, kemampuan untuk menginterpretasi anak membutuhkan kesediaan orang tua
untuk menyeimbangkan antara hak orang tua untuk beraktivitas menghidupi
keluarga dengan kewajiban membina keluarga.
Saat orang tua lalai akan membina anak, relakah anak Anda akan dibina
orang lain? Bagaimana jika orang yang membina anak Anda mengajarkan keburukan
dan perihal yang salah? Bila orang yang membina anak Anda mengajarkan kebenaran
dan kebaikan, relakah Anda jika anak Anda menjadikan Anda sebagai panutan
kedua? Relakah Anda yang bekerja keras dan lelah menghidupi sehari-hari
ternyata hanya menghasilkan dualisme keberpihakan (anak Anda lebih memihak
orang lain)? Setiap proses perjalanan manusia harus ingat akan selalu
belajar untuk meraih sesuatu yang lebih
baik. Saat menjadi orang tua, semua orang tua mengharapkan anak belajar. Maka,
sebagai orang tua pun juga perlu selalu belajar. Belajar memahami anak dari
berbagai sudut pandang. Dengan berkomunikasi, mengingat sebagai makhkluk sosial
juga, sangat diharapkan orang tua mau untuk berbicara dengan hati dan pikiran kepada
anaknya. Banyaknya pihak yang terkait dengan kegiatan anak sehari-hari juga bisa
membantu orang tua untuk memahami akan kondisi anaknya dari sudut pandang yang
lain.
Comments
Post a Comment