KENCAN  REMAJA
Dr. Jennifer Rhodes, psikolog hubungan dan pendiri Konsultan Rapport Relationship Amerika, memaparkan bahwa laki dan perempuan yang selalu terbuka satu sama lain akan mudah menjalin kedekatan dan mudah menemukan kecocokan. Dan, kehidupan cinta remaja masa kini telah juga mengalami pergeseran. Di bangku SMP, keingintahuan akan apapun sedang berada di tahap puncak untuk menggali informasi yang diinginkannya. Dengan adanya akses internet, media sosial yang memudahkan untuk terhubung dengan berbagai orang dari manapun, kepercayaan orangtua untuk melepas remaja menggunakan kendaraan yang memudahkan aksesnya untuk mengunjungi ataupun cuma menengok rumah teman dekatnya, yang membuat para orangtua harus lebih waspada untuk mengawasi perkembangan remaja. Kemudahan akses remaja masa kini memudahkan remaja berlawanan jenis mudah akrab karena hal tertentu, tapi belum tentu cocok dalam berbagai sudut kehidupan.
Keterbukaan remaja bisa diawali hanya dengan makan dikantin bersama, pulang bersama, menghabiskan waktu bersama disaat waktu luang, bertukar akun mediasosial, yang membuat antar remaja merasakan adanya perhatian dan kasih sayang selain dari orangtua. Terlebih, saat orangtua menindak adanya perubahan sikap akan perkembangan kejiwaan remaja terhadap lawan jenisnya dengan cara yang kurang tepat, akan dapat membuat remaja lebih merasa nyaman dengan teman sebayanya untuk berbagi pikiran dan hati. Masa krisis inilah yang kerap berujung tanduk bagi para orangtua. Hubungan kedekatan lawan jenis pada remaja sebenarnya hanya berupa perasaan nyaman dan tentram akan gejolak keingintahuan dunia luar yang mulai beragam adanya, bukan jatuh hati pada definisi yang sebenarnya. Remaja belum memahami pentingnya mengenal lawan jenis lebih jauh untuk menjalin kecocokan dalam berbagai sudut kehidupan yang nantinya menjadi bekal berkeluarga. Sudut jangkauan remaja masih sempit. Maka, di tahap inilah para orangtua kerap keliru menyikapi putra-putrinya yang mulai beranjak remaja. Remaja sebetulnya hanya memerlukan didengar dan diajak bertukar pikiran serta diberi wawasan penalaran dan logika. Selebihnya, berikan remaja ruang untuk menyikapi berbagai peristiwa dalam hidupnya agar terasah keterampilan remaja menghadapi permasalahan hidupnya, kehidupan remaja, kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya. Hal itu akan melatih remaja untuk memiliki bekal ketrampilan bersikap di tahap kehidupannya selanjutnya ketika dewasa.
Ketakutan para orangtua akan membuat remaja menutup diri. Remaja ada pada masa pertengahan, dilarang tidak bisa, dilepas juga belum mampu. Ini dikarenakan remaja sedang berada di masa peralihan anak-anak menjadi dewasa. Ada sifat kekanakannya yang polos dan mudah patuh terhadap orangtua, sedang ada sifat kedewasaan yang mendorong untuk ingin tahu dan merasakan  berbagai hal yang diinginkannya hingga membuat remaja terdorong untuk tidak sejalan dengan orangtua yang menganggapnya belum dewasa. Maka, langkah tepatnya yaitu membimbingnya dengan tarik ulur. Anggaplah fase remaja pada fase kuda ternak yang dilatih menjadi kuda pacu. Awal mula mereka harus didekati, diberi arahan wawasan ilmu, lalu dilepas untuk ruang pembuktian diri, jika keluar jalur maka harus diingatkan. Jika remaja sudah memahami bagaimana bersikap yang tepat, maka tinggal mendampingi disetiap langkahnya. Tapi, bagaimanapun itu remaja masih sedikit pengalaman, bagaikan kuda pacu yang masih mengenal satu landasan pacu, ketika dipindah landasan, kudapun akan sulit dikendalikan dan membutuhkan proses penyesuaian kembali. Begitupun remaja, dengan suatu peristiwa baru, tempat baru, hubungan baru, pacar baru, pasti ada kemungkinan remaja untuk keluar kendali. Maka, para orangtua teruslah luangkan waktu dan kasih yang selalu ada bagi mereka agar mereka ingat bahwa orangtuanyalah yang pertama ada dan selalu ada untuk menjadi tempat sandaran kebodohannya, kelemahannya dan setidakstabilannya disaat remaja. Abaikan sejenak untuk menuntut A,B,C pada fase remaja karena mereka masih ditahap penjajakan kehidupan yang luas. Saat remaja terasah sikapnya, dan mulai masuk tahap dewasa, mereka pasti bisa mendengar hati nuraninya, mana yang baik dan mana yang buruk. Sebagai orangtua hanyalah jangan bosan untuk membimbingnya.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Meningkatkan Jiwa Kompetitif

ANAK MANDIRI SEJAK DINI

Meningkatkan Motivasi Belajar