KOTA VS DESA
Memahami
perbedaan kota dan desa, dalam berinteraksi sangat menuntut kebijaksanaan sikap
diantara masyarakat kota dengan masyarakat desa, begitupun sebaliknya. Untuk
mampu mencapai keberhasilan Visi dan Misi Ziraya, “Mengoptimalkan apapun potensi
siswa yang ada dan mendorongnya untuk mampu mencapainya” tentu harus
menyesuaikan kondisi sekitarnya. Dengan evaluasi yang ada di halaman berikutnya
tentang perkembangan Ziraya, maka artikel berikut dapat dijadikan pembelajaran
bagi kita semua. Menurut Sosiolog Jerman, Max Weber, Pengajar Sosiologi (Ilmu
tentang kemasyarakatan) Universitas
Berlin-Jerman, menyatakan begitu ada banyak perbedaan yang luar biasa antara
kehidupan masyarakat kota dengan mensyarakat desa yang dipengaruhi oleh adanya
perbedaan pemikiran. Berikut perbedaan kehidupan kota dan desa:
DESA (Masy. Non Industri)
|
KOTA (Masyarakat Industri)
|
Kesederhanaan
yang tampak pada pakaian, rumah, makanan, sikap, kebiasaan, dsb menunjukkan
cara berpikirnya yang sederhana dalam menjalani kehidupannya.
|
Sangat
rumit dan memikirkan banyak hal agar mampu mengikuti perkembangan.
|
Masyarakatnya
memiliki kesamaan budaya, agama, pekerjaan, dsb dan menikmati status
masyarakat yang setara.
|
Memiliki
perbedaan budaya (banyaknya pendatang), agama, pekerjaan, dsb dan selalu
bersaing akan status sosial.
|
Tipe
pekerjaan yang sedikit jenisnya dan dominan sama.
|
Berbagai
jenis pekerjaan dengan daya kerja tinggi.
|
Nilai
dalam keluarga yang menjadi keutamaan.
|
Nilai
dalam keluarga tidak lagi kuat, dominan bergantung pada lembaga dan komunitas
yang diikuti sebagai acuan nilai dalam keluarga.
|
Perubahan
sosial sangat lambat.
|
Sangat
cepat mengikuti arus jaman.
|
Sangat
bangga melestarikan budaya sekitar dan menghargai budaya masyarakat lain.
|
Sulit
menemukan kesejatian budayanya,
|
Tidak
ada perbedaan jenjang dalam pekerjaan, dominan memiliki tingkat pekerjaan
yang sama.
|
Jenjang
pekerjaan sangat terasa (jabatan) dan banyaknya Ahli dalam setiap detil
pekerjaan untuk berbagai ragam bidang karena tingginya tingkat ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan kualitas kerjanya.
|
Para
wanita desa tidak menyukai persaingan status sosial.
|
Sangat
bersaing.
|
Mencintai
alam, nilai-nilai kebaikan dan takut dengan Tuhan.
|
Jauh
dari alam, tidak lagi kuat memegang nilai kebaikan dan keTuhanan.
|
Comments
Post a Comment