MORAL, PENTINGKAH?
Pendidikan saat ini merupakan gambaran kebutuhan manusia di era globalisasi serta menjadi salah satu tolak ukur kualitas diri dan sebagai penunjang pada status sosial dalam masyarakat. Pendidikan mengupayakan untuk memanusiakan manusia. Tidak hanya aspek pengetahuan, sikap merupakan aspek yang penting untuk membentuk sisi kemanusiaan itu sendiri. Tak ada gading yang tak retak, sistem pendidikan dengan berbagai perangkat pendidikan itu sendiri pun masih belum bisa menjamin akan kebaikan dan solusi atas banyaknya masalah tingkah laku siswa.
Berbicara mengenai moral, banyak berbagai macam artinya. Pengertian moral menurut Chaplin, 2006, dituliskan bahwa moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial suatu masyarakat atau menyangkut hukum dan adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Karena itu, adat istiadat suatu masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan. Maka, setiap kelompok masyarakat akan memiliki standar moral yang berbeda. Sebagai contoh, meminum bir didalam negeri dinilai tidak bermoral atau melakukan perbuatan yang tidak patut ditiru karena minum bir tidak ada manfaatnya. Lain ladang lain belalang, jika diluar negeri, meminum bir adalah kebiasaan seperti minum teh  untuk menghangatkan diri dari cuaca, maka peminum bir disana tidak dianggap sebagai orang yang tidak bermoral.
Selama ini pendidikan moral telah diupayakan dengan berbagai cara. Namun, sudah efektifkah? Pendidikan moral yang dilakukan sekolah yang hanya melalui pelajaran Kewarganegaraan dan Agama, tidak pernah memperhatikan bagaimana dampaknya terhadap perubahan tingkah laku siswa secara nyata. Dari pengamatan yang ada, terlihat jelas bahwa ada kesenjangan antara pengetahuan moral dengan perilaku. Pengetahuan moral hanya terlintas di kepala, tidak terinfiltrasi didalam pikiran dan hati. Ironis sekali, fakta di lapangan selama ini begini adanya. Oleh sebab itu, pendidikan moral membutuhkan perhatian dan kerjasama semua pihak.

Dimana tanah dipijak, disitu bumi dijunjung. Kita hidup di Negara Demokratis dan Negara Bertuhan. Sebagai Negara demokratis, sebelum bebas berpendapat, sudahkah kita berpengetahuan yang cukup? Sebagai Negara bertuhan, apakah setiap tingkah laku kita sudah dipikirkan dengan benar? Moral bagaikan kompas tingkah laku manusia yang akan berpengaruh luas pada masyarakat. Ketika kita bermoral, secara tidak langsung kita pun ikut menentukan bagaimana kompas tingkah laku masyarakat disekitar kita. Apa yang kita tuai, itu yang kita tanam. Pentingnya moral dikarenakan sebagai esensi dasar nilai kemanusiaan manusia akan baik buruk dan benar salah. Selain itu, kita tidak hidup sendiri di bumi ini. Jika kita tidak peduli, itu sama halnya kita mengajarkan ketidakpedulian disekitar kita. Adakah keterkaitan ini semua dengan banyaknya masalah tingkah laku anak-anak hingga manusia dewasa? Jawabnya, ada. Saat esensi kemanusiaan hilang, jiwa-jiwa manusia menjadi tandus dan bingung mencari tempat berteduh untuk belajar mana yang benar-mana yang baik-mana yang salah-mana yang buruk. Berbagai macam kenakalan dan tingkah laku menyimpang diawali dengan tidak adanya ajaran dan teladan. Apakah kita akan terus mengabaikan kehidupan ini seperti itu? Apalah arti kepandaian, jika seseorang itu tidak bermoral. Apalah arti kita menjadi yang terhebat, jika sekitar kita rusak? Lambat laut, kita pun akan tergerus oleh lingkungan yang rusak itu. Mari kita bersama menciptakan kehidupan yang cerdas, untuk kita dan untuk orang lain juga.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Meningkatkan Jiwa Kompetitif

ANAK MANDIRI SEJAK DINI

Meningkatkan Motivasi Belajar